PERENJAK BINGUNG GOLEK ROJO


     Perenjak  dalam hal ini sengaja digunakan sebagai gambaran kehidupan rakyat kecil bangsa ini, yang merasa dihinianati oleh Oknum-oknum bangsa sendiri. Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, dan sudah saatnya Perenjak bangun dari sarang  mimpi-mimpi khayal yang berbalik arah dari cita-cita luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia. Orde lama (1950-1959). Orde baru (1966-1998), pemimpin pada masa itu, masih ada dalam memori masyarakat kecil ya itu "murah sandang pangan".

     Seiring maju dan berkembangnya pengetahuan Teknologi moderen dalam hal informasi, seolah memberi pemandangan yang kalut dan pahit pada masyarakat sekarang. Berbagai permasalahan bangsa ini dapat dilihat dan dirasakan, sebagai masyarakat kecil yang awam akan bisa menjadi tres dan frustasi, imbas dari tontonan dari prilaku anak bangsa yang cenderung melemahkan kedidupan bermasyarakat yang tidak tepuji. Korupsi individu maupun Korupsi terselubung yang diberantas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi yang tidak kunjung surut bahkan korupsi semakin merajalela dan itu hampir terjadi  dibeberapa Daerah di Negara kita.

     Sebuah tontonan kasus korupsi yang dilakukan oleh sebagian pejabat Negara ini, sangat melukai NKRI, menodai UUD 1945, memicu menurunya kerisis kepercayaan pada bangsa,  menindas masyarakat, merugikan Negara menodai Intitusi, menurukan martabat bangsa Indonesia, menghiyanati amanah rakyat, menghilangkan cita-cita luhur  masyarakat, menurunkan martabat keluarga, memberikan tauladan yang negatif bagi generasi muda, memicu kegalauan masyarakat, memicu bertambahnya kriminal, memicu bertambahnya kemiskinan bangsa, memicu menurun loyalitas masyarakat. 


     Sebuah tontonan yang memalukan bagi bangsa ini, dulu masa kicil kita waktu masih duduk di sekolah dasar selalu diajarkan oleh guru kita, untuk hormat menghormati, bermusyawarah dalam pencapaian mufakat, beda dulu beda sekarang, namun dalam praktenya lain, seorang pimpinan mengambil keputusan yang sepihak,seorang pimpinan mengambil keputusan dengan cara yang radikal, itu seolah sudah hampir biasa tanpa ada pertimbangan. Tampaknya harus ada yang harus dibuka kembali  fail-fail  yang sudah rusak dan harus didaur ulang atau bahkan  dibuang. Memang benar unen-unen orang tua"zaman edan nek ora ngedan ora keduman". Ada yang harus dipertanyakan dari sikap-sikap brutal para pimpinan yang demikian,

Sidang DPD Ricuh.Jatim
     Mau dibawa kemana bangsa ini. Kami masyarakat kecil sudah sangat muak mendergar janji-janji palsumu, kami sudah lelah menunggu kapan berubahmu, Kami muak melihat tingkah lakumu, Kerjamu kotor, Tutur katamu kotor, kami menangis, kami kelaparan, kami hampir mati kau cekik, kau penjajah bangsa.
Hai bapakku dan ibuku yang duduk disana tidakkah malu dilihat anak-anak dari bangsa ini, berilah kami contoh yang baik biarkan kami tumbuh menjadi penerus perjuangan bangsa yang baik, jangan ganggu kami dengan tingkah lakumu, kami punya hak, jangan kebiri hak-hak kami.
     Pemimpin kami. Kami jadi pinter bukan karena sekolah, akan tetapi karena sering kau bodohi, kami kau  jadikan tumbal bertahun-tahun dengan janji palsumu. Jika kami tidak memilih itu aku kau salahkan, tapi jika kami memilihmu itu hanya menambah dosa.  Sudah saatnya kami bagun dan membersihkan sampah-sapahmu dari pingir jalanan.







Related Posts :

0 Response to "PERENJAK BINGUNG GOLEK ROJO"

Posting Komentar